Dentik tak terasa dalam kelam keheningan malam jalanan jogja....
Sebuah euforia seharian dalam kampus hilangkan kepenatan.langkah ini menuntunku kejalanan monjali, menikmati pemandangan jalanan yang membuatQ untuk terus bersyukur akan nikmatNya yang tak terhingga untuk hidupQ.
rintik hujan menambah perjalanan malam itu lebih dramatis, hujan yang memang sangat aQ sukai, bersahabat dengan alam memang sangat menyenangkan dan indah,mutualisme jika kita pandai mensyukurinya..

pernahkah kawan merasa terasingkan atau merasa asing dengan ritme dan lingkungan yang justru telah dijalani setiap hari hingga menjadi kebiasaan kita, rutinitas kita, dunia kita mungkin hobi kita..
tak ada yang salah, malam itu aQ duduk dipinggir taman, berteduh sambil membaca buku yang Q bawa, sambil memandangi anak2 lampu merah, yang nampaknya mereka tak pernah bosan dengan kerasnya jalanan...

kadang diri ini egois dengan nikmat yang diberikan, tak merasa puas, hingga keluhanpun muncul, tapi pantaskah kita seperti itu, padahal jelas Allah pasti akan memberikan sesuatu itu sesuai kebutuhan hambaNya...

belajar bersyukur, yang dapat aq petik dari nak lampu merah itu...
dia pun menghampiriQ, menodongkan cangkir yang isinya koint koint perak, aku hanya diam... apa yang bisa Q beri. Q teringat diskusi dengan kepala DinSos tadi pagi, hal terkecil yang bisa qt lakukan adalah jangan memberi uang kepada mereka, karena itu tidak mendidik. lalu apa yang bisa Q berikan. Aq pun hanya memberikan senyum kepada mereka. aneh....

anak lampu merah itupun pergi menyodongkan ke pengguna jalan yang lain...
saat lampu hijau ia duduk bersama (mungkin) ibunya, yang Q lihat tadi mengais sampah dipinggiran, mereka membuka kertas yang mereka dapat, dan ternyata sianak mengajari ibunya membaca dari potongan kertas itu...
Q semakin tertarik dan aura mereka menarikQ, Q pandangi mereka dari jauh, takut jika mereka tak mereka tak mau didekati.... lama...... mataQ dan mata sang anak bertumbukan, dadaQ berdegup kencang, lalu dengan keberanianQ, aq kian mendekati mereka, perlahan Q sodorkan buku yang tadi Q baca, anak itu tampak menyelidik curiga....
" um... ini untuk belajar baca..." omongku sekenanya...
" terimakasih" jawab anak lampu merah itu
sang ibupun tersenyum...

akupun pergi... semburat kegelisahan ada dalam hati ini, miris, serta sebuah instrospeksi diri, bahwa Qt harus tetap bersyukur...

ponselQ bergetar, sebuah pesan singkat masuk dari teman satu kost, isinya membuatku bersedih sejenak, dan aQ kembali memandang anak lampu merah itu, sedih pun hilang, aQ merasa lebih beruntung dari anak lampu merah itu, dan satu lagi karena Allah selalu bersamaQ

Untuk teman satu kostQ... kemanapun Q nanti... insya Allah tak akan putus hubungan saudara ini... luv U cz Allah...